Home / Articles / Kenali dan Cegah Pneumonia di Indonesia

Kenali dan Cegah Pneumonia di Indonesia

.
December 13, 2024
.
by Luthfi Mardiansyah
Picture1

Pengantar tentang pneumonia

Definisi pneumonia Pneumonia adalah kondisi inflamasi yang terjadi saat sesorang mengalami infeksi pada alveolus atau kantong udara dalam paru-paru. Kondisi ini dapat memengaruhi satu atau kedua paru-paru, dengan alveolus terisi cairan maupun dahak purulen yang mengganggu fungsi pernapasan.
Pneumonia, atau lebih dikenal sebagai paru-paru basah di Indonesia. Penyakit ini bukan hanya dapat menimpa orang dewasa, melainkan juga terjadi pada anak-anak, bahkan bayi yang baru lahir. Pneumonia termasuk penyakit menular, yang berarti, seseorang yang mengidapnya dapat menyebarkan ke orang lain, melalui menghirup udara dari bersin atau batuk.

  • Penyebab utama dan gejala pneumonia Pneumonia dapat disebabkan oleh beberapa patogen, seperti:
  • Bakteri, streptococcus pneumoniae menjadi penyebab paling umum.
  • Virus, termasuk influenza, respiratory syncytial virus (RSV), dan SARS-CoV-2.
  • Jamur, biasanya menyerang individu dengan imunitas rendah.

Gejala pneumonia cukup bervariasi, namun umumnya pneumonia ditandai dengan ciri-ciri paru-paru basah, seperti batuk berdahak, demam, menggigil, sesak nafas, nyeri dada ketika bernafas atau batuk, mual dan muntah, nafsu makan menghilang, serta tubuh yang mudah lelah. Pada pengidap yang berusia diatas 65 tahun dan punya gangguan system imun, umumnya mengalami hipotermia.

2. Tinjauan historis dan statistik

Setiap tahun, kasus pneumonia dialami oleh sekitar 450 juta orang di seluruh dunia, sekitar 7% dari populasi dan mengakibatkan sekitar 4 juta kematian. Dengan diperkenalkannya antibiotik dan vaksin pada abad ke-20, tingkat kelangsungan hidup telah meningkat pesat. Namun demikian, pneumonia masih menjadi penyebab utama kematian di negara-negara berkembang, dan juga di antara orang-orang yang sangat tua, sangat muda dan mereka yang menderita penyakit kronis.

Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada anak-anak di seluruh dunia. Data dari World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa pada tahun 2019, sebanyak 740.180 anak-anak meninggal akibat pneumonia. Sementara pada tahun 2021 dilaporkan, jumlah balita yang terjangkit pneumonia di Indonesia adalah 278.261 kasus. Jumlah ini turun 10.19 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Mengutip dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi pneumonia di Indonesia sebesar 2%, artinya setiap 100 orang Indonesia, 2 orang pernah menderita pneumonia.

Pneumonia telah lama menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia, terutama di kalangan anak-anak dan lansia. Penanganannya kerap terkendala oleh akses layanan kesehatan yang tidak merata. Pada tahun 2024, meskipun angka kasus pneumonia secara umum menurun berkat program vaksinasi, penyakit ini tetap menjadi salah satu penyebab utama kematian anak di bawah lima tahun dan ancaman serius bagi kelompok rentan lainnya.

3. Dampak terhadap kelompok orang berbeda.

  • Anak-anak, karena sistem kekebalan tubuh cenderung masih berkembang
  • Lansia, berisiko tinggi akibat penurunan fungsi imun seiring usia.
  • Orang dengan kekebalan tubuh lemah, seperti pengidap penyakit HIV/AIDS, kanker atau yang sedang menjalani kemoterapi.
  • Pengidap penyakit kronis seperti penyakit paru obstruktif kronis, asma, diabetes, jantung atau gangguan ginjal kronik. Perokok aktif maupun pasif lebih rentan terkena pneumonia.
  • Orang-orang dengan faktor resiko rentan terkena pneumonia.

4. Faktor risiko dan penyebab khusus di Indonesia

Faktor lingkungan dan sosioekonomi
Faktor-faktor seperti keterbatasan air bersih, sanitasi yang buruk, kemiskinan, kekurangan nutrisi yang berakibat melemahnya sistem kekebalan tubuh, merupakan faktor risiko penyebab pneumonia.

Polusi udara atau zat kimia, hidup di lingkungan yang padat terutama di kota-kota besar dan lingkungan industri, memperburuk kondisi pernapasan dan meningkatkan risiko penularan pneumonia. Pembakaran biomassa dan emisi kendaraan menjadikan faktor risiko penyakit pneumonia.

Faktor gaya hidup.
Kebiasaan merokok memperlemah fungsi paru-paru, sehingga meningkatkan kerentanan terhadap pneumonia. Prevalensi merokok yang tinggi di Indonesia memperburuk masalah ini.

5. Diagnosa dan pengobatan

Proses diagnosis.
Pertama-tama, dokter akan bertanya tentang gejala dan riwayat kesehatan yang pernah dialami, termasuk juga kebiasan tidak sehat yang sering dilakukan, kemudian dilanjutkan melalui:

  • Pemeriksaan fisik, mendengarkan suara napas menggunakan stetoskop.
  • Pemeriksaan radiologi, foto rontgen dada untuk melihat infeksi. Jika diperlukan dilakukan CT Scan
  • Tes laboratorium, analisis darah dan dahak untuk mengidentifikasi patogen.

Akses layanan kesehatan di Indonesia
Distribusi layanan kesehatan yang tidak merata menjadi tantangan besar, fasilitas di daerah terpencil sering kali kekurangan peralatan dan tenaga medis.

Metode pengobatan yang umum digunakan
Pengobatan dan penanganan untuk kasus pneumonia adalah dengan mengatasi infeksi yang terjadi dan memberikan terapi suportif.

  • Antibiotik untuk pneumonia bakteri.
  • Obat antivirus untuk infeksi yang disebabkan oleh virus.
  • Perawatan suportif seperti terapi oksigen, obat penurun panas, obat batuk

Komplikasi pneumonia lebih sering terjadi pada anak kecil, orang tua dan mereka yang sudah memiliki kondisi Kesehatan sebelumnya, seperti diabetes. Komplikasi pneumonia yang mungkin bisa terjadi adalah radang selaput dada atau tulang rusuk meradang yang menyebabkan kegagalan pernapasan, abses paru-paru atau keracunan darah (sepsis).

6. Pencegahan dan kesadaran

  • Program vaksinasi
    Vaksinasi pneumokokus menjadi strategi utama dalam menurunkan angka kasus. Pemerintah terus mendorong cakupan imunisasi yang lebih luas.Vaksin perlu dilakukan pada anak-anak, terutama usia dibawah 2 tahun dan usia 2-5 tahun, dengan jenis yang berbeda. Jika diperlukan, diberikan suntikan flu pada anak diatas 6 tahun.
  • Kampanye kesehatan masyarakat
    Kampanye edukasi membantu masyarakat mengenali gejala pneumonia lebih awal, sehingga pengobatan dapat segera dilakukan.
  • Langkah pencegahan secara Individu
    Langkah-langkah seperti mencuci tangan secara rutin, menghindari polusi, dan berhenti merokok dapat mengurangi risiko terkena pneumonia.

7. Tantangan dan Solusi

  • Keterbatasan infrastruktur kesehatan
    Banyak wilayah terpencil menghadapi kekurangan fasilitas kesehatan dan tenaga ahli. Solusi seperti pengadaan klinik keliling dapat membantu menjangkau daerah-daerah ini.
  • Mengatasi misinformasi
    Misinformasi tentang vaksinasi menjadi penghalang dalam program pencegahan. Penyuluhan berbasis komunitas diperlukan untuk mengatasi masalah ini.
  • Inovasi teknologi dalam kesehatan
    Teknologi seperti telemedicine membantu menjembatani kesenjangan antara dokter dan pasien, terutama di daerah yang sulit dijangkau.

Kesimpulan
Pneumonia tetap menjadi tantangan kesehatan di dunia termasuk di Indonesia saat ini. Meskipun terdapat kemajuan melalui program vaksinasi dan inovasi teknologi, kesenjangan dalam akses kesehatan dan kesadaran masyarakat masih menjadi hambatan. Upaya kolektif dari berbagai pihak diperlukan untuk mengatasi dampak penyakit ini secara efektif.

Posted in

Sorry, we couldn't find any posts. Please try a different search.