Bren, INDONEWS.ID – Sekitar 150 peserta dari berbagai kalangan baik dari Indonesia maupun Swiss hadir dalam webinar tentang potensi kesehatan digital di Indonesia.
Kegiatan dengan tema Expanding Opportunites and Collaboration diadakan oleh Chapters Indonesia didukung oleh Kedutaan Besari RI Bern dan Swiss Hub dari Kedutaan Besar Swiss di Jakarta. Ini adalah webinar seri ke-2 dalam mencari peluang kerjasama dengan Swiss dalam mengembangkan digital health di Indonesia khususnya dalam masa pandemi Covid19 ini.
“Digital health adalah masa depan pelayanan kesehatan dunia termasuk Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan jumlah penduduk ke-4 terbesar di dunia” ujar Duta Besar RI untuk Swiss Muliaman Hadad dalam membuka webinar tersebut.
Potensi industri kesehatan digital di Indonesia cukup besar dan berkembang pesat sejak merebaknya pandemi Covid19. “Sekarang ini lebih dari 50 ribu dokter bergabung dalam pelayanan kesehatan online seperti Alodokter, Halodoc dan lainnya” tambah Muliaman.
Tiga platform kesehatan online Indonesia yaitu Alodokter, Halodoc dan Sehati TeleCTG ikut
sebagai panelis dalam webinar ini.
Dari paparan mereka terlihat bahwa industri pelayanan kesehatan digital Indonesia berkembang pesat sejak pandemi Covid19. Alodokter menyatakan jumlah pengguna aktif platform Alodokter lebih dari 36 juta orang sebulan dengan jumlah percakapan sekitar 750 ribu sebulan.
Sementar Halodoc memiliki pengguna aktif sebanyak 18 juta orang dengan kenaikan besar sejak Covid19.
Sementara dari pihak Swiss tiga perusahaan yang memaparkan aplikasi kesehatan dalam industri pelayanan kesehatan mereka. Biospectal, Calyps dan Imito tiga perusahaan Swiss menawarkan pelayanan kesehatan digital menggunakan aplikasi telepon genggam, untuk mendeteksi tekanan darah, pengobatan luka melalui foto dan penyakit lainnya.
“Terdapat potensi besar untuk kerjasama dengan pihak Swiss guna memanfaatkan teknologi mereka
dalam mengembangkan pelayanan kesehatan digital di Indonesia” ujar Muliaman.
Salah satu panelis dalam webinar yaitu SehatiCTG yang menawarkan alat portable kesehatan maternal telah menjalin komunikasi dengan Swiss Federal Institute of Technology ETH Zurich untuk menjalin kerjasama.
Muliaman juga menyatakan bahwa secara global perkembangan digital health sangat pesat.
“Dana kesehatan dunia yang dikucurkan untuk perusahaan digital health mencapai USD 21,8 milyar pada kuarta ketiga 2020” ujar Muliaman. 20% dari dana itu diterima oleh industri kesehatan digital di Asia.
Webinar juga membahas perkembangan pelayanan kesehatan digital di Indonesia dari aspek regulasi dan jaminan asuransi. Belum semua asuransi di Indonesia menerima klaim dari pelayanan kesehatan online. BJS Kesehatan juga belum bisa menerima klaim dari pasien yang mendapat pelayanan kesehatan online.