Chairman Chapters Indonesia, Luthfi Mardiansyah bersama-sama dengan tim Zurich General Takaful Indonesia (Zurich Asuransi Syariah), menemui dan diskusi dengan Sekretaris Umum PP (Pengurus Pusat) Muhammadiyah, Prof. Dr. Abdul Mu’ti M.Ed. Topik pembahasan adalah ekonomi dan keuangan syariah, khususnya asuransi syariah.
Prof. Mu’ti lebih menekankan perlunya upaya yang lebih, dalam memperkenalkan konsep ekonomi syariah, manfaat asuransi dan apa itu asuransi syariah kepada masyarakat banyak. Seperti diketahui bahwa, walaupun ekonomi dan keuangan syariah tumbuh berkembang di Indonesia, namun data yang ada saat ini menunjukkan bahwa, masih rendahnya literasi dan inklusi keuangan syariah.
Dari data yang bersumber dari OJK, aset perbankan syariah per bulan Mei 2023 hanya 7.27% dari total asset perbankan nasional, demikian juga total pembiayaan perbankan syariah hanya 7.89% dari total pembiayaan. Sementara jika ditinjau dari inklusi dan literasi keuangan, pada tahun 2022, data menunjukkan bahwa inklusi keuangan syariah 12.1% dan literasi keuangan syariah 9.1% (bandingkan dengan inklusi keuangan perbankan nasional 85.1% dan literasi keuangan 49.7%).
Potensi ekonomi syariah di sektor riil meningkat dari tahun ke tahun, berdasarkan data dari State of the Global Islamic Economic Report than 2020/2021:
Sektor Industri Halal |
2020 |
2022 – estimasi |
Makanan & Minuman Halal |
2.088 |
3.356 |
Farmasi Halal |
78.3 |
119 |
Kosmetik Halal |
58 |
139 |
Fesyen Muslim |
232 |
309 |
Permintaan atau harapan atas pelayanan kesehatan berbasis syariah di Indonesia juga meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini ada lebih dari 70 rumah sakit bersertifikat Syariah, dari sekitar 500 jumlah rumah sakit Islam di Indonesia. Jumlah tersebut terus meningkat, seiring dengan permintaan atau harapan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berdasarkan syariah Islam.
Demikian juga perkembangan pangsa pasar asuransi Syariah, walaupun tidak terlalu besar, sekitar 7% yang didominasi oleh produk asuransi jiwa Syariah, menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Akumulasi dana tabarru industri asuransi Syariah pada Q1-2023 sebesar IDR 1,085 milyar. Aset asuransi umum Syariah, meningkat dari IDR 6,367 milyar di tahun 2021 menjadi IDR 7,527 milyar di tahun 2022.
Mengingat pangsa pasar yang masih kecil, juga masih rendahnya inklusi dan lieterasi Syariah, maka perlu dilakukan suatu terobosan, dimana perlu dibentuk Ekosistem Ekonomi & Keuangan Syariah, termasuk didalamnya penyusunan peta jalan Ekosistem Kesehatan Syariah.