Hampir separuh jumlah kematian di Indonesia disebabkan tiga jenis penyakit kronis tidak menular, yaitu diabetes, jantung dan kanker. Ketiga penyakit ini diprediksi akan menambah beban ekonomi negara untuk biaya kesehatan yang mencapai US$ 7 miliar atau Rp 93 triliun.
Dari rilis Center for Healthcare Policy and Reform Studies (CHAPTER), menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), biaya kesehatan yang semakin tinggi di Indonesia akan menjadi masalah serius di kemudian hari. Apalagi, diperparah dengan pergeseran gaya hidup yang semakin memicu peningkatan penyakit kronis tersebut.
“Masyarakat perkotaan lebih rentan terserang penyakit kronis,” kata Chairman CHAPTER, Luthfi Mardiansyah seperti dikutip dari Bisnis, baru-baru ini.
Meningkatnya beban ekonomi negara dapat diketahui dari klaim BPJS Kesehatan berdasarkan jenis penyakit. Penyakit kronis tidak menular atau Chronic Non Communicable Disease (NCD) berkontribusi 29,7 persen atau sekitar 16,9 triliun. Dari jumlah itu, 13 persen berasal dari penyakit jantung, 5 persen kanker dan 33 persen diabetes.
“Ujungnya semua penyakit itu akan ditangani dan jadi beban anggaran bagi BPJS,” ujar Luthfi.
Menurut Luthfi, penyakit itu harus dicegah dengan mengubah gaya hidup anak muda di perkotaan. Ia menyebut, dulu jarang ditemui penyakit metabolik menjangkit orang yang berusia di bawah 40 tahun. Namun, saat ini, diabetes di Jakarta saja 37 persennya adalah anak-anak muda.
Dari WHO disebutkan penyakit kardiovaskular seperti jantung dan stroke yang tergolong kronis tidak menular menjadi sebab utama 31 persen kematian di dunia, disusul penyakit infeksi dan kanker.
